Semarang, 1 Oktober 2025 – Magister MPI Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang sukses menyelenggarakan kegiatan Visiting and Guest Lecturer bertema “Supervisi Manajerial untuk Efektivitas Tata Kelola Sekolah”. Acara ini digelar pada Rabu (1/10/2025) di Gedung Pascasarjana Kampus 1, dihadiri sekitar 30 peserta dari kalangan mahasiswa Program Magister Pendidikan Islam (MPI), serta dosen dan staf terkait.

Acara dibuka dengan doa bersama dan sambutan dari Dekan FITK UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag. Dalam pidatonya, Prof. Fatah menekankan urgensi supervisi dalam ekosistem pendidikan Islam. “Di era digital ini, supervisi manajerial menjadi kunci untuk memastikan guru tidak hanya mengajar, tapi juga menginspirasi siswa mencapai potensi maksimal,” katanya.
Dihadiri oleh Kaprodi S2 MPI UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember sebagai pembicara utama, Dr. Moh. Anwar, S.Pd., M.Pd. Seminar ini membahas strategi supervisi akademik yang terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru dan daya serap siswa. “Supervisi bukan sekadar pengawasan, tapi proses pembinaan nyata yang membuat sekolah berjalan lebih baik,” ujar Dr. Anwar dalam pemaparannya.

Dipandu oleh moderator Mba Umi, sesi seminar berlangsung dengan lancar dan interaktif. Dr. Anwar memperkenalkan metode AWA (Awareness, Willingness, Action) sebagai alur supervisi yang efektif, mulai dari perencanaan hingga evaluasi hasil belajar.
Materi seminar difokuskan pada lima pilar utama supervisi akademik:
1. Perencanaan Supervisi: Menentukan tujuan, mengidentifikasi kebutuhan guru, memilih metode, frekuensi, instrumen, serta jadwal yang transparan untuk membangun komitmen bersama.
2. Supervisi Akademik dengan Metode AWA: Alur lengkap mencakup perencanaan, pelaksanaan observasi, review pembelajaran, hingga pengukuran daya serap siswa. Metode ini menekankan kesadaran diri guru, kemauan berubah, dan aksi konkret.
3. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM): Guru diajak mengasah kemampuan mengajar, penggunaan media inovatif, manajemen kelas, umpan balik, hubungan emosional dengan siswa, adaptasi kebutuhan, pemanfaatan teknologi, dan pengelolaan waktu holistik.
4. Daya Serap Siswa: Supervisi bertujuan membantu siswa memahami materi lebih dalam, mengingat jangka panjang, menerapkan keterampilan nyata, serta mencapai prestasi di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
5. Review PBM: Evaluasi berkelanjutan untuk menganalisis keberhasilan, identifikasi kekuatan-kelemahan, dan perbaikan strategi pengajaran.

“Intinya, supervisi adalah proses terencana yang menargetkan peningkatan mutu secara berkelanjutan, bukan sekadar rutinitas,” tambah Dr. Anwar, yang juga menyoroti aplikasi praktis di madrasah dan sekolah Islam. Sesi tanya jawab selama 45 menit menjadi sorotan, di mana peserta aktif berdiskusi tentang tantangan implementasi supervisi di lapangan, seperti keterbatasan sumber daya. “Diskusi ini membuka mata saya bagaimana supervisi bisa jadi alat transformasi sekolah,” komentar salah satu mahasiswa S2 MPI.
Acara ditutup dengan kesimpulan dari moderator mba umi yaitu “Supervisi bukan konsep abstrak, tapi praktik nyata untuk pembinaan agar sekolah semakin unggul.” Penyerahan kenang-kenangan dan foto bersama menandai akhir yang sukses.